Kamis, 26 April 2012

Jasad TKI Lombok Dari Malaysia Diotopsi Ulang



Lombok Timur, SE
Dua dari tiga jasad Tenaga Kerja Indonesia asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang tewas diberondong peluru di Negeri Sembilan, Malaysia, 22 Maret 2012, diotopsi ulang di lokasi [pemakaman keluarga, di Lombok Timur, Kamis.
Kedua jasad TKI itu masing-masing Herman (34) dan Abdul Kadir Jaelani (25). Herman dan Jaelani merupakan paman dan keponakan. Keduanya merupakan warga Dusun Pancor Kopong Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela,Kabupaten Lombok Timur.  
“Hari ini dua jasad yang diotopsi, besok satunya lagi,” kata Kapolres Lombok Timur AKBP Agus Nugroho, yang ditemui di lokasi pelaksanaan otopsi.
Dengan demikian, jasad Mad Noor (28), TKI lainnya yang juga korban penembakan di Malaysia baru akan diotopsi pada Jumat (27/4). Mad Noor juga dikuburkan di pekuburan keluarga, namun lokasinya di DesaPengadangan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.
Untuk kedua jasad itu, proses otopsi dimulai pukul 07.00 Wita, yang diawali dengan pembongkaran kuburan guna mengambil kedua jasad yang dikubur berdampingan.    
Proses otopsi itu dikoordinasikan Karo Operasional Polda NTB Kombes Pol Pujiono Dulrahman, sementara proses penyidikan dipimpin Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Direskrimum) Polda NTB Kombes Pol  Hary Sudwijanto.
Tim otopsi beranggotakan personil Polda NTB, Polres Lombok Timur dan tim medis dari instalasi forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda NTB.
Selama otopsi berlangsung seribuan warga mendatangi lokasi otopsi ingin melihat dan mengetahui perkembangannya.
Namun, aparat kepolisian tidak mengizinkan berada di dekat kuburan tempat pelaksanaan otopsi.
Otopsi ulang diperlukan untuk memperjelas penyebab kematian ketiga TKI asal NTB itu, sekaligus menjawab kejanggalan di tubuh jenasah versi sanak keluarga para TKI tersebut.
Versi Kepolisian Malaysia, ketiga jenazah TKI itu sudah diotopsi saat berada di Rumah Sakit Port Dickson Malaysia, karena tewas akibat penembakan.
Namun, sanak keluarga ketiga TKI yang tewas itu, menduga ada indikasi praktik jual-beli organ tubuh, karena adanya jahitan pada kedua mata, di dada dan perut korban. Mata dan organ dalam jasad itu diduga telah diambil.
Dugaan tersebut merujuk kepada penuturan Hirman, kakak dari Abdul Kadir Jaelani, yang melihat langsung kondisi jasad ketika TKI korban penembakan itu, sebelum dikafani dan dimasukkan kedalam kotak, saat berada di Rumah Sakit Port Dickson Malaysia, kemudian diterbangkan ke Indonesia.
Ketiga jasad TKI yang bekerja sebagai buruh bangunan di Negeri Sembilan, Malaysia itu, tiba di kampung halamannya, Rabu (5/4), lalu dimakamkan sanak keluarganya di pekuburan keluarga di Pancor Kopong, keesokan harinya.
Selain Hirman, saksi mata lainnya dari kalangan TKI yang ikutmengafani ketiga jenazah TKI itu yakni Misbah, Wildan, Sahabuddin. Mereka bersama petugas rumah sakit, yang mengafani ketiga jenasah itu.
Dari penuturan saksi mata, sebelum dikafani jasad ketiga TKI itu sudah dijahit pada kedua matanya, terdapat jahitan melintang pada bagian dada yakni dari dada dekat lengan kiri ke dada dekat lengan kanan.
Pada bagian tengah perut ada jahitan vertikal dari dada hingga perut bagian bawah pusar. Jahitan melintang juga terlihat di perut sebelah kanan hingga bagian kiri. (ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar